RSUD Sabu Raijua, Badai Siklon Seroja menerjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menia Sabu Raijua akibatnya memporak-porandakan gedung RSUD sabu Raijua, Senin 5 April 2021.
Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur RSUD Menia, dr. Naomi Helena Paulus, Sp.A. saat ditemui Selasa 6 April 2021 siang di RSUD Menia.
dr. Naomi mengatakan setelah bencana atap gedung RSUD dengan plafon semua itu ikut terangkat, mungkin dari 100% bangunan rumah sakit ini hanya 25% saja yang dapat difungsikan. Ruang gedung IGD setengah bagian tidak dapat terpakai namun setengah dari IGD pun dipakai buat kamar bersalin karena kamar bersalin (Gedung VK) rusak total, saat itu ada tiga orang ibu sedang dalam proses persalinan dan harus dievakuasi.
Lanjutnya untuk ruang isolasi perawatan pasien covid-19 total dua gedung rusak berat, saat badai itu tiga orang pasien covid yang sudah menjalani pengobatan perawatan selama enam hari harus ikut terevakuasi walau posisi dibalik pasien covid menggunakan N-95 dan petugas tidak lagi menggunakan alat pelindung diri (APD), hanya memakai pakaian kosong dibadan karena saat itu apd lengkap harus dilepas karena saat itu gelap gulita listrik mati total dan hujan badai, jadi mereka harus evakuasi pasien saat itu, tiga pasien covid dievakuasi ke ruang bedah yang ada di gedung operasi saat gelap gulita dan hujan badai oleh dua orang perawat dan kepala ruangan isolasi Adeleida F. Here Wila, Amd.Kep. Sedangkan untuk ruang-ruang perawatan lainnya itu hanya menggeser pasien-pasiennya keruangan yang atapnya masih tertutup tidak beratapkan langit lagi.
Saat itu kita diterjang badai mulai pukul 2.45 siang sampai pukul 9 malam keadaan gelap gulita dan petugas hampir keseluruhan sudah kelaparan oleh karena petugas dari pagi dan siang terjebak badai dan belum bisa melakukan pergantian dengan petugas dinas malam. Akhirnya dengan alakadarnya kami hanya bisa masak mi instan didapur saya, semua petugas dengan mantel seadanya mulai bergeser jalan kerumah untuk makan, setelah makan petugas kembali ke tempat ruangan pelayanan dengan beratapkan langit hingga jam 2 dini hari baru hujan mulai berhenti tetapi angin masih ada.
dr. Naomi menyebut, bangunan rumah sakit yang rusak diantaranya ruang isolasi 1 dan 2 Covid-19, kamar bersalin, ruang rawat inap bayi dan anak.
Selanjutnya ruang laboratorium, ruang rawat jalan, kamar mayat, radiologi, rawat inap pria, gedung peralatan kesehatan dan bengkel. Selain bangunan rumah sakit, terdapat juga dua unit rumah mess yang ditempati dokter juga rusak berat.
Akibat kerusakan bangunan rumah sakit, sejumlah pasien pun dirawat di ruang yang tidak terdampak yang bisa digunakan. “walau untuk masing-masing gedung pada bagian atap setengah terbuka,” ujar dia.
Saat ini terdapat 11 orang yang menjalani perawatan medis di rumah sakit umum daerah Sabu Raijua.
Tiga orang di unit gawat darurat, lima orang di ruang rawat inap, dua orang di kamar bersalin dan satu orang diruangan bayi.
Harapan kami saya minta benar-benar bantuan dari pemerintah untuk bisa segera memperbaiki fasilitas rumah sakit, karena kalau tidak kita belum bisa bekerja secara maksimal, dan untuk saat ini rumah sakit tetap terus bekerja, pelayanan umum tetap dijalankan dan dilaksanakan ungkap direktur.
Kondisi kerusakan RSUD itu telah dilaporkan ke pelaksana Bupati Sabu Raijua dan juga tim BPNB Pusat.